Janji Sang Caleg
Diatas kursi bambu yang reot, pak bujang
menjulurkan kedua kakinya. Sebentar-sebentar tangannya mengurut-ngurut
kakinya yang kurus kering itu. Tak lama kemudian dia beranjak dari
bangku kemudian ke bilik belakang yang hanya dibatasi rajutan daun
rumbia. sembari membuat kopi lalu diambilnya beberapa potong ubi rebus
dari sebuah panci dan diletakkannya diatas piring seng yang sudah mulai
berkarat. Kemudian melangkah lagi kedepan dan duduk di kursi bambu itu
kembali.
Dinikmatinya berlahan sepotong demi sepotong
ubi rebus, ditegukinya pula kopi di gelas untuk memperlancar jalannya
kunyahan ubi itu ditenggorokan. Belum sempat gelas nya diletakan,
masih ada sisa sedikit kopi diteguknya kembali hingga habis. kemudian
gelas diletakan di bawah bangku, setelah itu diambilnya puntung rokok
marathon yang yang ada dibungkusnya. Dinyalakan dan dihisapnya
kuat-kuat, asapnya dihembuskan perlahan-lahan. Nikmat sekali nampaknya.
Tiba-tiba pintu pak bujang diketuk sesorang dan disusul perawakan lekaki tinggi berjanggut dengan perut yang gendut.
“ooo … pak endro silahkan masuk pak” sambut
pak bujang sembari membersihkan kursi bambu yang sudah reot itu. Pak
bujang pun mempersilahkan pak endro duduk dibangku reot tersebut.
“bagaimana pak bujang, sihat ken ?” Tanya pak endro serius. Matanya sesekali memandang rumah kecil itu.
“Alhamdulillah sehat pak endro, ada apa gerangan pak endro datang ke gubuk ku yang reot nih?” Tanya pak bujang
“jadi macem ni pak bujang maksud kedatangan
ku ne, berhubung ku dapat mandat dari salah satu calon legislatif
kabupaten kite nih. Kuharap bapak malem nanti bisa datang kerumah ku
untuk mendengar visi-misi dan program die untuk nyalon DPRD. Dateng aja
dulu ingsyallah adelah untuk kite nanti.” Ucap pak endro berapi-api
mengajak pak bujang
“lah jadi team sukses kaya nya pak endro sekarang ya ?
“tidak juga pak bujang, kebetulan visi dan
misi serta program caleg satu ini memang bagus. Semoga bisa membawa desa
kite ke depan nya lebih baik lagi.” Harapan pak endro terhadap caleg
pilihannya
“ahh, luar biasa pak endro sekarang. Dak
kalah dengan caleg-caleg itu bicaranya. Ingsyallah ku usahakan datang
pak” jawab pak bujang
“baiklah kalau begitu, ku tunggu kedatangan
pak bujang untuk datang kerumah ku malam ini. Selagi kita masih bisa
memberikan ruang kepada orang yang mau memperjuangkan kemajuan desa
kita, harus kita dukung pak.” Ucap pak endro masih sempat membanggakan
calegnya sembari berpamitan
Matahari berangsur tenggelam meninggalkan
siang dan suara serangga pun saling bersahutan menyambut malam. Pak
bujang sudah hapal betul apa yang akan diucapkan caleg-caleg ketika
berkampanye, namun malam ini dia akan tetap datang ke rumah pak endro.
Masih ingat dibenaknya Tahun 2009 lalu ketika
para calon wakil rakyat beramai-ramai memasang spanduk dan membagikan
kalender dan alat peraga kampanye lainnya di masyarakat desa anyer .
berbagai macam cara dilakukan oleh banyak caleg untuk menarik simpati
masyarakat namun sampai hari ini tidak ada satupun kerja nyata yang
dirasakan oleh pak bujang dan khususnya masyarakat desa anyer.
Sudah banyak rupanya masyarakat desa anyer
yang berkumpul di rumah pak endro, mereka sangat berantusias untuk
mendengarkan kampanye caleg jagoan pak endro malam ini.
Acara pun dibuka oleh pak endro selaku tuan
rumah dengan gaya nya yang khas dia pun menyampaikan pidatonya dengan
besemangat. Menurutnya caleg ini tidak akan khianat terhadap rakyat dan
mampu meningkatkan kesejahtraan rakyat. Dan masyarakat desa anyer pun
masih setia mendengarkan pidato pak endro sampai tiba waktunya caleg
jagoan pak endro diberikan kesempatan untuk menyampaikan visi-misi dan
programnya dihadapan masyarakat desa anyer.
“Assalamualaikum bapak dan ibu serta para pemuda desa anyer yang saya banggakan” buka sang caleg
“Wa’alaikum salam warrahmatullahiwabarokatu” Jawab masyarakat serentak
“terimakasih saya haturkan kepada bapak-ibu
dan pemuda-pemudi desa anyer yang telah bersedia hadir malam ini di
kediaman pak endro. Saya percaya kedatangan anda semua malam ini adalah
mengharapkan perubahan pada desa anyer dan saya sebagai calon wakil
rakyat kalian saya akan memberikan yang terbaik jika nanti terpilih”.
“Pemilu 2014 ada di depan mata tanggal 9
april sebentar lagi, saya harap semua warga desa anyer memberikan
kepercayaan kepada saya. Saya akan amanah menjaga kepercayaan anda
semua, jangan pernah berhenti untuk sebuah perubahan dan saya akan
merubah keadaan kabupaten kita khususnya desa anyer yang sangat saya
cintai ini. Jika suatu hari saya khianat terhadap anda semua maka saya
siap mundur dari anggota DPRD”. Ucap Sang caleg
Dengan menggebu-gebu dan penuh semangat calon
anggota legislative tersebut berorasi di depan masyarakat desa anyer,
masyarakat desa anyer yang mendengarkan pun ada yang berbisik dan
mengobrol. Tidak semua yang datang mendengarkan apa yang disampaikan
oleh sang caleg, karena sebagian masyarakat sudah ada yang bosan dan
banyak yang memandang sebelah mata visi misi dan program yang
disampaikan oleh sang caleg.
“aok ape dak, bener ape dak yang diucap caleg
to. Kelak men lah kepilih dak aben nek negor kite dijalan, jangankan
untuk ngebangun kampung kite untuk menyampaikan aspirasi kite kelak di
tingkat legislative pun lom tentu di denger e”. bisik salah satu warga
“dak hiran agik dak men keben-keben caleg to,
ngucap janji bai banyak e. asak jadi dak usah ngarep men nye nek
nulung masyarakat’’. Sambung warga yang lain
Sang caleg baru berhenti setelah satu jam
setengah lebih berdiri dan berorasi di depan masyarakat desa anyer, dan
pak endro pun sudah dengan sigapnya membagikan alat peraga kampanye sang
caleg mulai dari kalender, kaos dan amplop berwarna putih ntah apa
isinya namun tadi diakhir sang caleg menyampaikan “jangan dilihat apa
yang saya berikan sekarang, namun lihat lah apa yang akan saya lakukan
jika saya terpilih nanti”.
Acara akhirnya pun bubar, seluruh masyarakat
yang datang pun sedikit demi sedikit pulang meninggalkan rumah pak
endro. beberapa masyarakat masih ada yang bertahan untuk sekedar ngobrol
dan saling bertukar pikiran dengan sang caleg termasuk pak bujang yang
masih setia mendengarkan percakapan mereka.
Malam pun semakin larut bahkan mendekati
pagi, sang caleg pun berpamitan untuk kembali pulang dengan meninggalkan
harapan dan janji-janji kepada masyarakat desa anyer.
Sementara pak bujang masih tertunduk merenung
dengan semua yang disampaikan oleh sang caleg, matanya menerawang jauh
ke rumah pak endro. Ya, rumah inilah yang akan menjadi saksi tentang
janji sang caleg kepada masyarakat desa anyer yang masih banyak
mengeluarkan airmata akan ratapan kemiskinan. (Tahar)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar